Kamis, 12 Januari 2012

karena ini aku mengerti, karena itulah aku sadari

Perpus kini dimana aku berdiam, tepat ketika jari ini masih asyik merangkai kata. Aku terdiam karena tiba-tiba terbesit pikiran tentang apa yg selalu mereka bicarakan. "Cinta", katanya. Semakin dewasa aku semakin mengerti, semakin paham bahwa begitu penting aku menjaga diri, begitu penting menjaga ijjah seorang muslimah, ghadul bashor dan entah apalah istilah-istilah lainnya yg tak aku mengerti itu.

Namun bukan itu, bukan itu yg menjadi landasanku kini hijrah. Yang pasti ada sebuah ketenangan yg luarbiasa jika aku sendiri, ada damai yg tak aku mengerti ketika tak ada seorang laki-laki ataupun entah siapa org'a yg aku kagumi. Sungguh, untuk saat ini aku begitu damai. Mungkin benar, aku begitu malu sama Allah, atas beberapa hal yg sebenarnya tak perlu. Atas waktu yg terbuang percuma, atas air mata yg sejatinya tak perlu diagung-agungkan. Sunggguh aku begitu malu, namun aku bersyukur, karena akhirnya doaku dijawabNya...

Sungguh, bilapun ku bicarakan tentang sebuah rasa yg indah itu hanyalah percuma. Karena bisa jadi yg kurasakan sumbernya dari nafsu atau syetan saja. Tak ada hal yang mendasar kecuali aku benar-benar mantap untuk berkelurga.

Lucu rasanya, karena bagiku. Aku belum menemukan seseorang yg aku cari itu, yg katanya mampu memantapkan hati. Yang dapat meneguhkan pemikiran, itulah seseorang yg mereka sebut dengan "jodoh".

Maka untuk saat ini ijinkan aku sendiri, memperbaiki akhlak dan diri. Belajar masak, belajar menjadi ibu yang baik belajar menjadi seseorang yang berarti. Demi dan hanya untuk mencari keridhoanNya, karena sesungguhnya yg baik untuk yg baik pula. Lalu sudahkah daku menjadi baik? Let's go on... I wanna be. ^____^