Senin, 30 Desember 2013

Berat...

jika nafasmu terasa berat karena masalah, maka bukalah matamu.Lihat, amati dan pelajari sekitarmu, kau akan tau bahwa masalahmu begitu kecil (mutia azahra)
kau tidak akan pernah bisa mensyukuri hidup, jika mata hatimu begitu buta terhadap sekitarnya, jika telinga begitu tuli untuk sekedar empati (mutia azahra)

Minggu, 29 Desember 2013

tentang pembimbing skripsi...


Aku ingin terbang, melepas penat semua ini. Tapi tidak bisa, aku diminta berkawan dengannya menyelesaikan semua secara baik-baik.

Dear, pembimbing skripsiku.
Sekalipun aku ingin lulus. Aku tak akan memintamu untuk cepat-cepat meluluskan aku. Aku tidak akan memaksamu meng ACC skripsiku agar aku cepat-cepat sidang. Aku tak akan membebanimu dengan egoku.

pembimbing yang baik, aku hanya meminta tanggung jawabmu membimbingku. Meluruskan jika salah, memberikan saran dan memberitahu apa yang sebenarnya harus aku kerjakan.Karena niat aku lulus bukan untukmu dan bukan karenamu. Aku hanya meminta kebaikan Alloh lewat dirimu. Maka, izinkan aku memaksimalkan ikhtiarku, berusaha dengan kemampuanku. Mencoba luruh seperti hujan, seperti daun yang jatuh, seperti aktor yang menuruti titah sutradaranya.

Biarkanlah Alloh yang memberikn gelar untukku, karena sungguh rintihku dalam hening untukNya lebih membuatku tentram. Ia Sang Maha Bijaksana yang menentukan apa-apa yg akan terjadi padaku...

dan oh dear, siapapun itu.
Berhentilah bertanya kapan aku lulus, kapan aku sidang, kapan aku wisuda. Coba tanyakan saja pada Alloh, sungguh aku belum tahu kapan. Aku masih berdoa dan berusaha, semua ada proses dan waktunya bukan? 

dan satu hal lagi, jangan bebani aku dengan masa depan yg belum pasti. Tentang mimpi-mimpi, rencana dan banyak hal lainnya yang masih rahasia. Biarkan aku menikmati perjuangan skripsiku, menikmati? ya, tentu saja dinikmati. Sungguh, lelah berjuang itu lebih nikmat daripada lelah fisik dan hati karena menganggur.

Jumat, 06 Desember 2013

Untuk Desember : Hena and HotCoffe

Bisakah kau bercerai dari ingatanku
mengubur jejak masalalu
menyapu bersih debu fatamorgana
yang indahnya hanyalah tipuan
yang kilaunya hanyalah bias


kita tidak hidup dimasa lalu
tidak bergerak dalam sejarah
kau ada dan tercipta
untuk menjadi ornamen
dalam gerak, yang aku cari ujungnya

Senin, 25 November 2013

pintaku padaNya

aku tak kuasa untuk meminta
memilih mu untuk menjadi kawan hidupku
menanti dan berharap seperti
menunggu reda hujan dibalik jendela
membisikan pada angin bahwa aku menunggu mu

siapa yang peduli?
bahkan angin tak tau pada siapa pesan dituju
maka biarkan rintik hujan menemaniku
membawakan butiran tasbih, dari langit cinta-Nya
mengirimkan pelangi dan mentari yang malu-malu untuk bertemu

aku belum pandai memantaskan diri
menjadi nahkoda di samudera hatimu
berlayar dan mengarungi ganasnya ombak
di laut kehidupan milik-Nya
yang terkadang tak bersahabat

maka aku hanya berharap
Tuhan pilih aku untuk mu
memantaskan aku, menyatukan kita
jika tidak, bisakah pilihkan untukku
samudera hati yang menentramkan?
agar  reda hujan yang ku tunggu
adalah rumah cahaya tempatku berlabuh

---------------------------------------------
Ditulis dengan harapan kebaikan...

Rabu, 20 November 2013

PHOTO ?!

Ada beberapa kawan, yang mungkin sangat perhatian sekali terhadap saya. Dan seharusnya saya berikan ia piala atau penghargaan untuk hal tersebut. Beberapa kawan baik laki-laki atau perempuan itu mempertanyakan kenapa saya tidak memajang foto sendiri di halaman fesbuk saya. Saya pengen banget senyum gak tau kenapa, klo ada yang nanya seperti itu. Rasanya perhatian bener, sampe2 tau kalo foto saya jarang/gak pernah terlihat eksis di media jejaring tersebut. Padahal aslinya saya senang di foto dan hunting foto.

Sebenernya ini bukan karena gak pede, bukan karena gak mau, bukan karena saya seorang akhwat atau apapun itu. Tapi karena masalah hati, #huek mulai terasa lebay-red. Ya memang begitu, hati saya gak tentram mana kala ratusan orang memandangi foto saya yang barang kali tengah tersenyum atau narsis itu. Memang gak masalah klo orang yang mandanginnya biasa2 aja, gak peduli dan merasa tidak berkepentingan. Tapi rasanya resah aja, kalo dari seratus orang itu, satu orangnya tersepona, atau justru menganggap spesial foto saya itu. Ah bilang apa ntar saya sama Allah klo kejadiannya seperti ini? Innalillahi. itu adalah point satu. Point yang kedua adalah, saya mahal. Eiiits sombong bener ya. Maaf-maaf, bercanda tapi ada benernya juga ya, mungkin lebih tepatnya karena saya tidak mau mengobral wajah yang pas-pasan ini untuk orang yang baru kenal kemarin sore. #o'oW. Tapi memang begitu, karena wanita adalah fitnah bagi laki-laki, jadi sejatinya saya sedang mawas diri.(banyaknya penduduk neraka itu perempuan kawand)

Point yang ketiga, saya tidak haus pujian cantik, geulis, beautiful dan apapun itu. Justru terkadang saya malu dikatakan begitu, karena apa yg dilihat mungkin tak secantik akhlak atau hatinya. Malahan ada orang yang pernah saya tegur, karena dia bilang saya cantik. Agh, pujian hanya akan membuat kita tinggi hati, padahal manusia tak berhak memiliki baju kebesaran Allah itu. Kecantikan akan pudar termakan waktu, Allah Maha berkuasa, bahkan ia bisa membuat buruk rupa orang yang mempesona sekalipun. Point ke empat takut pembohongan publik, suatu ketika saya pernah secara tidak sengaja mendengar perbincangan anak remaja perempuan di angkot. Anak itu bilang, eh dia itu yang nama FB nya zzzzt kan? iya, kenapa gitu kata temannya. Ih kok aneh ya, di FB mah putih, cantik, bersih, naha aslinya mah beda banget. Pembicaraan singkat itu membuat saya termenung, ya Alloh jangan2 selama ini saya ingin terlihat luar biasa, di depan orang. Padahal aslinya mah hitam, legam, tak ada yang bisa dibanggakan. Dan saat itu saya bergumam, saya memang tidak cocok untuk difoto. Lebih oke lihat lansung daripada photo, karena nyatanya sy bukan photojenik. hahaha....

Sabtu, 02 November 2013

Keimanan

Munsyid : Haris Syafik
-------------------------------

Andai matahari di tangan kananku
Takkan mampu mengubah yakinku
Terpatri dan takkan terbeli dalam lubuk hati
Bilakah rembulan di tangan kiriku
Takkan sanggup mengganti imanku
Jiwa dan raga ini apapun adanya

Andaikan seribu siksaan
terus melambai-lambaikan derita yang mendalam
Seujung rambut pun aku takkan bimbang
jalan ini yang kutempuh

Bilakah ajal kan menjelang
jemput rindu-rindu Syahid yang penuh kenikmatan
Cintaku hanya untukMu
tetapkan muslimku selalu

Tak Ada Beban Tanpa Pundak

Munsyid : Tiar
--------------------

Terasa menyesakkan semua yang telah terjadi
Apa yang ku banggakan kini tinggal cerita
Kau uji aku...
Sekilas aku rasa tak kuasa
Namun kusadari dan aku mengerti kuserahkan pada MU

Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi
Karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak
Kau uji aku karna ku bisa melewatinya
Ini yang terbaik bagi hidupku.. semua hanya ujian

Biarkan aku oh malam...
Menangis di sepanjang sholatku
Karna hanya Allah yang bisa membuatku tegar
Menjalani semua ini..

Biarkan aku oh malam...
Bersimbah rahmat dan ampunanNya
Badaipun pasti berlalu menguji imanku
Aku serahkan pada Illahi

Doa Kalbu

Munsyid: Fika Mufla
Ciptaan: aden edcustic
------------------------

dimalam penuh bintang
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengaduh pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa..

di malam penuh bintang
di bawah sinar bulan purnama
kupasrahkan semua
keluh kesah yang aku rasa
sesak dadaku
menangis pilu
saat ku urai dosa-dosaku..
dihadapan-MU ku tiada artinya............

doa kalbu tak bisa aku bendung
deras bak hujan di gunung sahara
hatiku yang gersang........
terasa oleh tenteram...

hanya Engkau yang tahu siapa aku
tetapkanlah seperti malam ini
sucikan diriku selama-lamanya.......


Penghujung Bulan yang Mulia

Katakanlah hari, aku yang begitu lalai terhadap waktu yang berputar dengan cepatnya. Meninggalkan jejak penyesalan tiada terkira, melengkapi ruang kosong dan dinding zaman yg lapuk termakan ke egoisan. Katakanlah hari, aku yang tak pernah bergegas, terlalu santai dan tak mampu istikomah di bulan yang Engkau agungkan. Bahkan mungkin catatan kebaikan dibulan baik ini, tak ada apa-apanya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

sungguh aku bukan apa dan siapa
karena nyatanya...
aku tak mampu menahan waktu
memintanya kembali
atau bahkan menghentikannya barang sedetik

katakanlah hari...
begitu bodohkah aku?
yang tak mampu memanfaatkan waktu
sungguh, begitu ruginya

maka,
ketika alam menyerukan melodinya
suara bocah kecil riang gembira
sorak soray, pemuda-pemudi penuh tawa
dentuman petasan dan kembang api
ibu dengan kue, opor dan ketupatnya
bapak dengan zakat, kebun dan ternaknya
hiruk pikuk orang-orang yang berjibaku dengan tugasnya

katakanlah hari,
aq bukan lagi anak kecil yg riang dengan lebaran
yang senang dengan pakaian atau sepatu baru
menanti rupiah dari sanak saudara atau family

bukan...

karena nyatanya
lantunan takbir, irama bedug
dan instrumen alam di akhir ramadhan ini
membuat hatiku gerimis
seolah, akan di tinggal pergi oleh bulan yang mulia itu
seperti akan ditinggal jauh...
entah akan bertemu dengannya lagi, atau tidak

maka, tak bolehkah hujan berdiam di kelopak mataku?
untuk sebuah kondisi layaknya seorang yang ditinggal pergi
ingin rasanya merengek...
layaknya bocah kecil yang diambil permennya

cukup...

katakanlah hari...
bahwa ramadhan adalah untuk orang-orang
yang mampu meramadhankan hatinya

bukan...
bukan saat ramadhan
tapi setelah ramadhan itu pergi meninggalkannya


catatan introspeksi :
~ mutia azahra, syair ini tertulis asli di facebook saya tanggal 8 Agustus 2013

Perasaan Liar

Rumput liar itu sifatnya merusak tanaman, jadi tak perlu diberi pupuk dan disiram. Ia akan dengan sendirinya tumbuh & mengambil sari-sari makanan dari tumbuhan lain. Membuat kotor lingkungan, dan kumuhnya sebuah rumah. Coba tengok rumah-rumah yang tidak terawat, banyak ditumbuhi rumput liar setinggi jendela. Dan biasanya dijadikan bascamp makhluk-makhluk kasat mata pun orang-orang pengumpul dosa.

Tidak jauh beda dengan perasaan liar, jika memang niat untuk serius menikah dengnya saja tidak ada. Melamar dan bilang sama orgtuanya-pun tidak punya keberanian. Haruskah kita menyimpan perasaan liar itu? Membiarkannya tumbuh mengotori hati dan pikiran. Membuat syetan tertawa senang dan semakin kerasan bersemayam.

Barang siapa yang tidak menyibukan diri dalam kebaikan, maka syetan akan menyibukanmu dalam keburukan.

Baiknya seperti apa? klo tidak dengan menikah ya tentu saja berlatih, berlatih dan berlatih untuk memangkas perasaan itu. Memotong bunga-bunga rindu dengan teganya. Memaksa hati untuk menormalkan perasaan. Susah memang, tapi bisa. Karena Allah sebaik-baik yang membulak-balikan hati. Maka perasaan liar itu jangan kau siram dengan perhatian, kau beri pupuk rindu dan rasa yang spesial (rasa spesial? yummy, terdengar seperti martabak). Yaa tidak apalah jika kau senang rumah hati mu tertutup rumput liar, membuat gelap, kotor, bau, tak terawat.

Setiap PANDANGAN yang tidak menghasilkan IBROH (pelajaran)
adalah KELALAIAN AKAL
Setiap DIAM yang tidak mengandung PIKIRAN adalah KELENGAHAN
Setiap BICARA yang tidak mencerminkan DZIKIR adalah SIA-SIA

Sahabat Ali Ra berkata :
semua kebaikan terangkum dalam 3 kata
Pandangan - Diam - Bicara

Orang yang hatinya selalu lekat dengan nama-Nya maka Allah akan menjadi matanya ketika dia melihat, Allah akan menjadi kakinya ketika dia melangkah. Allah akan menjadi tangannya ketika dia berbuat, Allah akan menjadi otaknya ketika ia berfikir.

Jika sedang dan akan mengerjakan sesuatu, hatinya selalu bertanya.
"Apakah Allah suka dengan yang saya kerjakan ini?" 

Membiarkan hati di tumbuhi perasaan liar, sama artinya membiarkan tanaman dosa tumbuh di dalam rumah hati. Perasaan tersebut mungkin saja terasa indah, menyenangkan, membuat bahagia.Tentu saja rasanya indah, apalagi kalo yang ditanamnya bunga. Tapi apa jadinya jika bunga yang ditanam justru bunga berduri atau tanaman perasit yang merugikan? Seperti itu pun dengan perasaan liar, rasa bahagia yang tumbuh tidak akan mendapat pahala. Rasa rindu yang bersarang tidak akan membawa manfaat. Justru mungkin sebaliknya, memakan nutrisi-nutrisi pahala yang kita miliki. Membuat tanaman hati kita tak lagi sehat, dipenuhi hama, tanpa kita sadari. (Naudzubillah --")

ingatlah baik-baik."sesungguhnya SETAN itu adalah sesuatu yang PINTAR tetapi LEMAH. Sedangkan NAFSU adalah sesuatu yang KUAT tetapi BODOH. Jika keduanya bersatu, maka bertekuk lututlah manusia sehingga menjadi BODOH & LEMAH karena dikuasai SETAN yang PINTAR dan NAFSU yang KUAT" (anonim)

Yuk, kita kendalikan perasaan.
Agar indah, bersih dan menentramkan. Terhindar dari bisik-bisik nafsu yg menipu daya.
Bukan menggurui, tp mari kita sama2 berlatih mengendlikan hati


Yeaa, Latihan menulis lagi (^_^)
~mutia azahra, Catatan ini, tertulis asli di Faebook saya tgl 4 September 2013.

Sepucuk Surat Cinta Untuk Allah

Allah...
bisakah aku untuk tidak peduli
tak peduli atas apa yang mereka kata
atas pujian yang sejatinya hanya milik Mu
atas setiap ke kaguman yang sebenarnya tak berhak ku kantongi

Allah...
betapa ikhlas sulit rasanya
ajarkan aku tak peduli tentang apa yang mereka dengar
biarkan aku tetap tak peduli tentang apa yang mereka bincangkan

Allah...
lapangkan hatiku untuk setiap nasihat
Jagalah aku dengan penjagaanMu
Agar mata menjadi bening karena terjaga
Agar hati menjadi indah karena terbingkai

Allah...
aku tak berhak memakai baju kebesaran-Mu
merasa diri paling benar
merasa diri paling baik

Allah...
jangan binasakan aku
jangan hancurkan aku dengan penyakit hati
jangan biarkan diri angkuh
jangan biarkan pahala lebur karena tak ikhlas

Allah...
Allah...
Allah...

Jangan biarkan aku hancur karena sangkaan benar yg salah
Jangan biarkan aku terpuruk karena sangkaan baik yg nayatanya buruk
lindungi aku dari pujian yang membuat lengah
lindungi aku dari rasa sombong yang membuat binasa
Jadikan aku lebih baik dari prasangka hamba-hambaMu

ajarkan aku untuk menundukan hati
menjadi pribadi sederhana yang bermanfaat
ajarkan aku untuk ikhlas diri
beramal karenaMu bukan karena manusia

Allah...
Jika surga enggan menerimaku
hendak kemana aku pergi?
Bila neraka tempat ku berdiam
amalan apa yang bisa kuperbuat untuk pergi darinya?

Allah...
aku mengemis cinta dari Mu
hamba tak berpunya yang sering meminta
meringis tangis berharap Kau dengar
mengadu pilu berharap Kau tau


----------------------------------------------------------
created by, mutia azahra
ditulis dengan lapang, sebagai catatan renungan.

Selasa, 22 Oktober 2013

dear, mothers in the world

for mothers in the world
I love being a woman
I hope and always hope
would be a mother like my mother

I think and I feel
a mother in this world
be smart
be strong
have religious

but I'm afraid
can not be a good mother
can not be a perfect teacher

oh mother in the world
turned out to be a woman is not easy
because she is a breath of civilization
because a woman is a reflection of a country

oh mother in the world
whisper in the wind, grass and sand
valuable lessons about the great mother
and let nature teach me
a mother like my mother
like other great mom

Jumat, 27 September 2013

cerita di jumat september 2013

Semangat, karena aku sudah berjanji utk tetap semangat dan tidak mengeluh. Tidak menyerah pada keadaan dan lingkungan yang tak mendukung. semangatlah, karena aq selalu berajam semua ini tergerak hanya karenaNya.

Bismillah, saya berniat......
Tahun ini karena Allah.

Selasa, 24 September 2013

Seseorang disana

seseorang disana barangkali begitu setia memperhatikanku.
tapi sayangnya aku begitu cuek tak peduli
seseorang disana mungkin saja tau banyak hal tentangku
tapi sepertinya ia-pun tau, aku gak mau tau
seseorang itu, masih saja berdiri menjadi shadow untukku
menjadi bias, menjadi samar...
ia tak pernah menjadi api untuk melawan dinginnya aku
tak pula berubah menjadi malaikat hanya untuk membuatku cinta
ia selalu menjadi apa adanya...
seseorang disana tau apa yang ia rasa
ia tetap menyimpannya dalam harta karun hati
meski seringkali aku menjadi perompak untuk menghilangkannya
perasaannya adalah gerakan tepuk tangan
yang tak pernah terdengar tepukannya
seseorang disana, ia selalu mengagumiku
menjadi orang yang pertama tahu aku sedih
menjadi orang yang paling bahagia aku senang
seseorang disana, 
CUKUP! berhentilah membuatku seperti penjahat
membuatku merasa bahwa kau terlalu baik untuk ku miliki
berhentilah,
tak bisakah kau berdamai dengan perasaanmu?



Minggu, 22 September 2013

kode.#servernotfound404

Hey kau,
ku harap kau tak baca dan tak tau aku menulis ini. Membuat hidung mu terbang, tertawa terbahak, sedikit berbangga atau apalah. Kalopun kau baca, mustinya kau konfirmasi tulisan ini buat siapa. Orang yang mut kenal gak hanya kamu bung.

Kalopun tetep merasa PD, okay anggap saja ini buat kamu. Whuaaaa, hari ini mut juga gak tau ada angin apa. Tiba2 pengen nulis all about you in this blog, jauh aq sadar haha ternyata mut terjebak dalam ruang dimensi lain. Yeaah, mengenalmu bagiku adalah warna. Warna yang sebenernya ingin ku warnai dengan cahaya, tapi sulit. Mengenalmu adalah tawa, ya. Tawa dalam lirih meski terkadang bagiku kau begitu payah. Mengenalmu adalah scean drama, karena bagiku selalu saja ada kejadian konyol yang menyebalkan, menyenangkan, membuat kesal atau apalah. Kau mampu membuatku menjadi diri sendiri, belajar menyenangi apa yang tidak aku sukai.

Sebenarnya apa yang kau cari disana? apakah akan selamanya seperti itu? Lapuk termakan usia. Tapi.. terimakasih telah menjadi apa adanya. Bagiku kau seperti kakaku sendiri, selalu mengajak tertawa dalam posisi sedih. Aku tak pernah temukan kesedihan di dalam dirimu, meski ku tau kau punya banyak cerita masalalu yang sebenarnya memilukan.

Bagiku kau adalah penjahat, penjahat yang senang membuat orang lain belajar. Raja tega, dan pesuruh nomer wahid. Dan.. sepertinya kau suka banget mengelak, ya mengelak atas setiap pernyataan yang aku buat. Kadang kau terlalu kekanakan dan ketua2an, membuat aku ill'feel. Ah, andai kau setampan artis2 korea. barangkali kau akan di kerumuni semut seperti gula Hihi, tetap lah seperti itu, seperti orang yang aku kenal. Terimakasih telah menjadi sepenggal cerita dalam perjalannku, tetaplah menjadi orang baik yang menyenangkan.  

cuman itu yang ingin ku tulis, ya hanya itu.
hanya karena bahagia itu sederhana, thanks brother for my journey

Sabtu, 31 Agustus 2013

huhuuu cumunud muuts

Dua bulan aq berusaha memenjarakan egoku, meneriaki diri dalam ketidak mampuan, lucu kecutku dalam lïrih. Hey tak usah bersembunyi dalam rasa tidak semangat. Oooowh nampak kini ku sadar, atas keluh kaka tingkat tentang skripsi. Tentang semangat yang tiba-tiba padam, menghilang tak peduli. Aku sudah katakan, aq tak suka semangat seperti lilin. Tenggelam membakar diri....


Rabu, 31 Juli 2013

Thanks Allah for Allah

Trimakasih Allah yg mempercayakan hidup padaku
Memberi rizki yang tak terkira yg blm mampu aku syukuri
Padahal aku seringkali mengeluh
Seringkali merasa bahwa hidup ini begitu sulit.

Trimakasih utk keluarga yg selalu ada, yg tak bosan'a memberikan support. Memberi kehangatan dan penghilang gundah di saat resah.
Allah maaf utk aq yg tak mengerti. Padahal bisa jd di luar sana bnyk yg menangis karena perseteruan dgn keluarga, saudara, anak, atau orgtuanya. Padahal pastinya di luarsana bnyk org2 yg tdr di jln, meminta2, menjadi wanita penghibur hanya krna keluarga. Terimakasih, karena aq terlahir dari sebuah keluarga yg senang mengingatmu, yg marah trhdp hal yg buruk, yg resah terhadap bentuk kejahatan. Terimakasih, utk keluarga yg mengimani Engkau sebagai Tuhan semesta alam, tdk yg lain.

Allah, utk semua hal dlm hidup aq berterimakasih. Meski Rasanya belum ada apa apanya jika hanya lewat tulisan ini.

Minggu, 28 Juli 2013

sejumput asa

Menyibak ilalang...
Mengusirmu dari diam
Memenjarakanmu dlm waktu
Mengubur sejumput asa

Penjahat
Kau begitu Hebàt
Menyita waktuku dlm sepi
Membisikan celoteh silam
Pencipta debat kusir
Penggiat simponi tawa

Bodoh
Sihir apa yg kau punya
Menciptakan riak dlm ruang sempit
Tak Bertuan...
Ingin rasanya mengakhiri semua ini

Oh waktu, tak mungkin 
daku memaksamu bercerita
tentang film yg akan tayang
tentang dialognya
tentang alurnya
bahkan latar atau momentnya

Hentikan!
Aq mohon berhentilah
berjingkrak harapan
berdendang melody tipuan
membuat aq terhipnotis
oleh kilauan sesaat
yg nyatanya tidaklah meñentramkan

Kutau apa maumu
Dan kaupun tau
Apa mauku...


Biarkan sejumput asa itu
terpangkas oleh sang pemilik waktu


Rabu, 17 Juli 2013

mungkin akan berakhir

Kau tau, aq begitu merindukan semua ini. Plg malam antara gerlong dan cimahi. Suasananya, jalannya, feelnya, apapun yg mengukir cerita di sepanjang jln kampus dan rumah. Aq begitu rindu semua itu, diatas penatnya mengajar belakangan ini yg terkadang membuat hilangnya motivasi menulis. Semua ini membuat aq inget seseorang yg selalu dgn senang hati ada ketika aq butuh. Inget kalian tmn2 kelas, inget semua yg mengingatkan aq tntg kampus beserta isinya. Allah trimakasih utk hari ini, untuk sbuah perjlnn yg masih bisa ku kenang dan ku syukuri.

Jumat, 05 Juli 2013

Selamat datang perubahan :(

Akan ada perubahan, akan ada situasi yg tak pernah terduga, akan ada cerita yang tak pernah terpikir atau terbayangkan sebelumnya. Setelah ini, barangkali aku akan begitu sibuk dengan TK dan skripsiku, beradaptasi dengan orang-orang baru yang tak tau siapa. Baru kali ini aku tak suka, baru kali ini aku tak mau posisinya digantikan oleh yang lain. "aku merasa nyaman", lirihku dalam hati. Tapi ini hidup, aq tak memiliki wewenang atas scenario yang terjadi, tak bisa ku ubah semauku. Ini maunya Allah. Semoga penggantinya bisa lebih baik dan mengerti, bisa membuat nyaman dan banyak ilmu-ilmu baru yang di dapat darinya. Tak berharap banyak, hanya ingin mendapatkan rasa nyaman yang sama seperti sebelumnya.

Sabtu, 15 Juni 2013

Rasanya Sedih :'(

Tak tau mengapa, rasanya sedih jika mendengar seseorang dengan muka memelas meminta pertolongan, meminjam rupiah untuk menyekolahkan anaknya. Rasanya sakit entah mengapa, ada seperti rasa empati yang kuat untuk hal itu. Hal yang terkadang membuat aku flashback atas hari-hari lalu yang sedikit mewarnai perjalanan hidup. Teringat smp silam, salah seorang kawanku mengajak bicara. Matanya membendung air bening, menahan tangisan yang terpenjara. Dengan haru ia menceritakan kondisi keuangan keluarganya, meminta empati agar aku bersedia membantunya. Hanya, membantu untuk membayarkan uang ujiannya. Dan hari ini, seorang nenek dengan wajah berharap bertanya apakah aku memiliki sedikit rupiah untuk mendaftarkan cucunya sekolah. Ada sedikit kekecewaan dan rasa sedih yang bercampur. Kecewa, atas anaknya yag tak mampu untuk membahagiakan ibunya, kecewa atas anaknya yang tak bisa menyekolahkan, hingga harus ibunya yang membayar keperluan cucunya.

lalu, haruskah aku menutup mata? pura-pura tuli, atau acuh tak peduli. Melihat tangisan dan wajah memelas, mendengar rintih dan ucapan2 meminta tolong. Aku sungguh tak bisa Tuhan, aku tak bisa jika hanya berdiam dan merasa iba. Bukankah Engkau yang mencukupkan aku dengan semua, membiayaiku, memberiku rizki yang tiada terkira. Mencukupkan aku hingga ku mampu menjadi orang yang berpendidikan. Menyekolahkan aku hingga sekolah yang tinggi, yang tak sempat aku pikirkan darimana biayanya. Tapi nyatanya Engkau selalu mendengar rintihku. Dan kali ini, jika aku begitu arogannya, jika aku begitu angkunya, jika aku adalah orang yang tak bersyukur padaMu. Barangkali tak perlu aku peduli, tak usah aku hiraukan.

Tuhan, Aku begitu iri :')

Ada perasaan semangat, ada inspirasi baru, ada mimpi yang tiba2 terlukis. Entah mengapa, aku baru menyadarinya, dikelilingi teman-teman yang keren luarbiasa. Aku begitu iri melihatnya, mendengar seseorang bisa melanjutkan kuliah di luar negri, bisa mendapt beasiswa. Aku iri mendengarnya, melihat sesorang bisa bermanfaat, pergi ke pelosok dan membagikan ilmunya. Aku iri Tuhan, aku iri karena belum bisa banyak bermanfaat, karena belum juga bisa merealisasikan mimpi.

Tuhan maaf, karena aku begitu iri :')

Minggu, 09 Juni 2013

tentang penantian :')

Hari ini, aku membiarkan tangan dan pikiranku mengalir bagaikan air. Mengguyur deras bagaikan air tejun, menciptakan riak dan gemuruh keras dalam hening hutan yang beriramakan alam. Mengusik pipa-pipa kehidupan yang sering kali orang-orang bicarakan. Aku tertegun, mendengar sebuah kata penantian dari beragam orang dan usianya. Dari karakter dan pekerjaannya. Membuat jemariku ini tak tahan lagi menulis, entahlah barangkali hanya sebuah tulisan iseng dari seorang penulis lepas-penyair amatir.

Beberapa bulan di tahun ini entah berapa puluh kartu undangan yang aku terima (lebay :P), beberapa teman mungkin galau karenanya, ia selalu berdo'a dan berharap pangeran berkuda putih segera menjemputnya (hehehe.....). Tak ayal banyak diantaranya yang berkata bahwa ini tentang penantian. Kita memang tak pernah tahu, namun lambat laun aku mengerti bahwa Allah sedang mendidik hambaNya untuk belajar menjadi orang yang lebih baik. Bukankah orang yang baik untuk yang baik pula. Itu adalah janji Allah dalam Al-Qur'an ; menyemangati muda-mudi yang 'GEGANA' GElisah Galau dan meraNa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Belakangan ini aku menyadari suatu hal, penantian tercipta bukan untuk orang-orang yang galau siapa jodohnya. Kawandku yang sudah menikah saja bisa galau dan dibuat menunggu. Sedikit di buat cemas dan khawatir. Entah bagaimana, tapi rasa penantiannya mungkin tidak jauh berbeda. Bahkan ada yang harus menanti berpuluh tahun untuk diamanahi seorang putra, lagi-lagi Allah sedang mengajari hambaNya untuk bersabar. Bukankah penantian itu indah? tentu saja indah jika dibarengi dengan ikhtiar, iman yang kuat mengakar dan ikhlas yang kokoh menopang. Dalam penantian menunggu sang buah hati tentu banyak ujian bukan? karena barang kali tidak sedikit orang yang menggunjing, menyindir secara halus atau mengakhiri sebuah ikatan yang telah dibangun. Ah lagi-lagi tentang penantian. Dan hari ini aku dibuat tertegun kembali, bahwa sejatinya semua sedang dibuat menunggu-menantikan sebuah masa bernama KEMATIAN.

Hidup adalah rangkaian penantian
Dimana bingkainya adalah ibadah
Sebagian tercipta dari lirih keluh kesah karena menunggu
Lain waktu adalah bisikan hati yg mencoba teguh
Bahkan mungkin, dari air mata penuh tanda tanya
Atau sekedar senyum dan tawa penghibur, pelepas penat

maka percayalah,
jika sebuah penantian tercipta dari ikhtiar panjang
terbuat dari rangkaian ibadah hanya karenaNya
terlukis dari rintih sabar, tangis ikhlas untukNya

maka,
seorang anak tak akan menangis menunggu ayah bundanya
seorang pelajar tak akan cemas menunggu kelulusannya
seorang mahasiswa tak akan stres berharap cepat wisuda
seorang remaja tak akan galau dengan status singelnya
seorang suami-istri tak akan gelisah atas penantian buah hatinya
seorang kake-nenek tak akan putus asa atas hidupnya
dan keluh kesah seorang yang di uji sakit tak akan pernah kita dengar
karena Allah sebaik-baik sutradara hidup
script writer terbaik dan hakim yang paling bijaksana

Hidup adalah bergerak
tak bisa jika hanya menunggu dan menanti
orang yang menunggu kaya sejatinya tak akan pernah kaya
orang yang mnunggu Allah berikan
kecerdasan, keahlian, keshalehan
akan sulit untuk maju dan berkembang
karena waktunya terisi oleh penantian tanpa ikhtiar

hidup ini tidak se klise dongeng
perlu diperjuangkan!

Ini bukan catatan cinta kawand, bukan pula cerita pengantar tidur. Ini hanya tulisan pengingat yg mengingatkan daku akan sebuah penantian bernama kematian. Karena dalam proses menanti itu kita tidak boleh hanya duduk diam dan menunggu, Allah memerintahkan kita untuk beribadah. Maka jika kita tahu bahwa penghujung hidup ini adalah mati, mengapa daku masih saja malas untuk beramal? Ogah bersedekah? lalai sholat dan enggan untuk mengaji?

“Jika dalam kondisi sadar, sehat jasmani dan rohani saja kita sudah tidak mampu melawan hawa nafsu. Terpedaya untuk mengikuti rasa malas & bisik syetan terhadap keburukan. Lalu bagaimana dengan gambaran syakaratul maut kita?

Yang kondisinya dalam keadaan sakit luar biasa, bahkan mungkin dalam kondisi antara sadar dan halusinasi. Akankah kita terpedaya? Oleh bujuk rayu syetan yang dikala itu mengajak kita berpindah agama”

Wallohu’alam hanya amalan dan ridha Allah saja yang akan menyelamatkan. Lalu apakah selama menanti kematian kita tidak akan beriktiar?

Kawan, yuk ah jangan pernah mau diperbudak oleh hawa nafsu yang hina. Ridha Allah dan amalan kita semasa sehat dan sadar adalah cerminan syakaratul maut kita. Pergunakan waktu yang kita miliki dengan penuh rasa syukur. Jangan lupa berdoa untuk kematian yang husnul khotimah.

Akhir kata penulis tegaskan, bahwa penantian tidak bisa diartikan dengan menunggu fakot (baca: aja), tapi merupakan rangkaian ikhtiar yang hasil keputusanNya bisa kita terima dengan ikhlas dan lapang. Jadi mau kapan, siapa, apa, dan bagaimana tidak perlu dipermasalahkan selama kita masih tetap berusaha dan berada di jalan yang Allah gariskan. Be better for Life!

By, mutia azahra
edisi renungan.

Sabtu, 25 Mei 2013

Bukan apa dan siapa

Ada apa,
Aku bukan gula !
Aku bukan kembang desa !
Aku bukan artis atau penyanyi !
Aku bukan salah satu dari girl band !

agggh gak suka, bisakah berhenti untuk seperti ini
kau..kau..kau..kau...kau...dan  kau....
tolong, saya gak suka di puja atau di puji

dikagumi atau dijadikan idola sekalipun
gak usah kangen, gak perlu ingin ketemu
tak ada yang sempurna dan perlu di agung-agungkan
jika kalian tau, saya punya banyak dosa dan kekurangan

Berhentilah mendekat..
justru hal ini membuat saya banyak menangis
bahwa saya akan menjadi fitnah bagi kalian
bahwa nyatanya saya belum dapat menjaga izzah seorah muslimah
hingga kau..kau..kau..kau...kau..dan  kau.....
menjadi tersepona oleh kilauan semu
yang nyatanya bukan apa dan siapa..

aku mohon berhenti dan menjauhlah..
jangan hiraukan apa yg saya lakukan terhadap kalian
tutup telinga jika saya pernah memuji
tutup mata jika saya pernah membuat anda terpesona
tutup hati jika saya pernah membuat anda ingin memiliki
tutuplah semua rasa, jika semua rasa itu belum halal kau utarakan.

Allah, maafkan aku dan hamba..hamba.. Mu

Kamis, 23 Mei 2013

Hidup, ini tentang hidup

Belakangan ini aku mengamati hidup yang belum aku mengerti. Ada pertanyaan sederhana yang menggelitik dikepala, tentang hidup apakah sebatas dilahirkan kedunia, belajar di sekolah, bermain bersama teman, menjadi dewasa, jatuh cinta, menikah, berkeluarga, menjadi tua dan kemudian mati? Apakah tentang rasa bahagia, sedih, kaya, miskin, seperti di film2 sinetron, korea, atau program reality show jika aku menjadi. Apakah tentang perjuangan? tentang orang yang biasa2 saja dan kemudian bisa sukses, mungkin juga mengenai cerita orang kaya yang tiba2 jatuh miskin.

sebenarnya hidup ini apa ya Allah?
apakah tentang masalah korupsi, bunuh diri, sakit hati, putus cinta, stres, banjir, tsunami, kekeringan, kelaparan, perang pemikiran, gaya hidup, sakit. Ah tidak, barangkali tentang dihormati, terkenal, hidup mapan, sukses, ambisi, cita2, impian, bisnis, karir, keluarga aman dan tentram, hidup santai uang melimpah, harta banyak, punya tanah dan rumah dimana-mana.

lalu apa, mengapa koran dan berita di TV membahas semua itu. Apakah inilah hidup yang sesungguhnya?

atau tentang girl band, boy band, passion, teknologi, gaul, cupu, cantik, jelek, ganteng, buruk rupa, gendut, langsing, tinggi, pendek, putih atau hitam. 

Begitukah hidup? mengapa banyak orang mempermasalahkannya?
ada yang bilang, hidup itu masalah. Orang yang gak punya masalah katanya kagak hidup, (iya gitu, ?!)

Hidup itu bernafas? so pasti
Hidup itu bergerak? setuju
tapi itu ciri2 hidup

lalu, hakikat hidup sesungguhnya apa? 
Bukankah sudah benar-benar jelas mut, dalam al-quran tertulis.

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)


- to be continue -

Selasa, 21 Mei 2013

Barangkali aku sedang menunggu taqdirNya

Ada seperti gundah menelusup masuk ke dalam aliran darahku, alirannya berbeda tipis dengan darah di pipa ketenangan. Pada labirin estafet pekejaan yang mengalir deras, menuntut untuk bergerak tanpa membiarkan sang mpunya bermain-main dengan dunianya. 

Gundah itu membuat aliran darah sedikit beriak, letusan-letusan kecil yang terjadi sebenarnya dapat terlihat meski begitu sering di sembunyikan. Ada semburat kesedihan dan kehkawatiran, atas scedule dan taget-target yang telah dibuat se idealis mungkin. Padahal aku tidak muluk, hanya ingin bertoga di akhir tahun ini. Salahkah?

Kali ini alam belum mendukung, Apa karena sebuah celotehan di awal kuliah yang aku utarakan pada sang ayah? Membuat aku bertanya-tanya, banyak berpikir dan beintrosfeksi. Padahal ini bukan hal yang jelek, dan aku pikir ini hanya celotehan polos tanpa niatan yang jelas. Bisa jadi ini salah satu faktor yang membuat jalan ceritanya sedikit berbeda. Tentunya jika pada saat itu celotehanku di dengar oleh Allah, dan di amini oleh malaikat. 

Namun melihat kenyataan, tampak seperti akan jauh dari harapan. Argumen polos bahwa aku memiliki someone in my live sebelum wisuda adalah scenario yang belum di acc Allah. Atau justru karena belum, lantas Sang Sutradara menangguhkan kelulusanku. ?! Yang aku inginkan semua mengalir, tanpa pompa jantung yang membuat darah kehidupan begitu kaget. Meski tidak bejalan beriringan, aku berharap semua tuntas di tahun ini.

lagi-lagi aku tak bisa membohongi diri, ketenangan ini dengan perlahan mematikan syaraf2 penulisan skripsi. Hingga beberapa bagian menjadi keram, tak di aliri darah motivasi untuk penelitian. Aku terlalu lama menunggu kuota, tolonglah jangan buat aku sesak tak mampu bernafas karena menunggu.

Senin, 20 Mei 2013

sebuah perumpamaan :(

Aku tak mengerti, mengapa semut senang dengan yang manis? hinggap dan melahap semua makanan yang mengandung gula.

Aku belum paham mengapa semut tau tempat gula disembunyikan, hingga ia selalu berjuang untuk mendapatkannya meski melalui jalan terjal dan lorong-lorong sempit.

Apa karena hidup ?
Apa karena lapar ?
Atau karena keinginan dan ikut-ikutan gerombolan kawannya, yang terkadang tak sedikit dari mereka tertimbun dalam padang pasir gula di sebuah toples.

Sebuah perjuangan hidup yang belum aku pahami. Namun ketika aku menyadarinya aku sedikit mengerti, tak usah mewawancarai semut dan berbicara banyak padanya.

-to be continue-

Senin, 06 Mei 2013

Untukmu dinda yang kini menunggu

Dinda, apa kabar kau kini?
Masih tetap bersemangatkah dengan rutinitas dan aktivitasmu ?
Tetaplah istiqamah untuk tetap menjaga hati
meski sampai saat ini, Allah belum mempercayai kita utk bertemu

Dinda,
aku tau kau masih menunggu
masih mencari dan berusaha bersabar
adakah kau kini lelah?
atau galau, hilang arah ?

Allah melihatmu,
maka jangan sedikitpun engkau risau tak menentu
tidak perlu resah memikirkan siapakah imammu
tidak usah galau menebak-nebak bagaimana rupaku

apa kau tidak mempercayaiNya?
tidakah engkau yakin bahwa Allah yg mengatur semua?
cukuplah engkau berdoa dan tidak terus menerus bertanya
tentangku yang masih tetap Allah rahasiakan namanya.

dinda,
taukah kau bahwa tidak ada jodoh yang tertukar?
tidak ada jodoh yang salah
semua telah Allah setting dengan baik

berita dari langit itu akan Allah bisikan
tapi tidak untuk saat ini...
tentunya di waktu yag tepat
disaat kau benar-benar siap

simaklah baik-baik nasihatku..
taukah dinda bahwa sabar itu indah...

sungguh indah,
jika sabar yang kau punya melukiskan jejak untuk mendekat padaNya
betapa indah,
jika sabar yang kau miliki adalah rintihan tahajud di malam panjangmu
mengadu rindu, merintih perih, menjerit sakit...

Dinda, dalam doa aku menjagamu
pintaku, berlindunglah dalam pundak kebesaran Allah
dalam kekokohan langit-langit cintaNya
karena sayang Allah tak akan luruh hanya karena fisik
cinta Allah tak akan pudar hanya karena materi
Ia akan menggembirakanmu ketika kau sedih
Ia akan menjagamu ketika kau takut
tinggalkanlah "sesuatu" untuk Allah
tapi jangan pernah meninggalkan Allah untuk sesuatu
karena dalam hidup ini "sesuatu" akan meninggalkanmu
tapi Allah akan selalu ada untukmu

~ mutia azahra

Kamis, 04 April 2013

cukup, bukunya menyesakan BUNG!

Tak ada yang salah memang, tapi rasanyanya ingin menumpahkan semua kesalahan padanya. Seperti langit sore ini yang menangis, melihat aku kesal meredam marah. Masalahnya ini sangat-sangat telat, buku itu datang tepat 2 minggu sebelum semua plp ini berakhir. Gimana gak kesel coba, selama ini mut ngerjain itu kurikulum berdasarkan acuan yang diturunkan dari tujuan. Dan tiba2 harus berubah 180 derajat, acuannya di ganti pake kurikulum kerja nasional tentang animasi. Ini sama aja revisi kurikulum dari awal, (pengen nangis -_- ). Lebih nyebelinnya kenapa orang korelis di dunia ini suka keras kepala, begitu mudahnya menyuruh, begitu enaknya mengganti segala sesuatu.

CUKUP!
Mut pasti bakalan nerima itu buku dengan senang hati, kalo waktunya gak mepet kaya gini. Ini sama aja nyuruh mut begadang, ini sama artinya menyuruh mut tinggal lebih lama disana (damn). Masih ada laporan plp hey, masih ada proposal skripsi bung, masih ada agenda open house tk om, masih banyak pekerjaan saya selain kurikulum kang. Haruskah itu buku datengnya saat ini?

KAMU BISA !
Hey, gampang banget bilang kaya gitu. Mut emang bisa, ini bukan rapuh. Ini bukan mengeluh, ini bukan ungkapan ketidak sanggupan. INI HANYA UNGKAPAN KEKESALAN ! jujur mut kecewa berat !

SEMANGAT MUT !
Hmm, mut gak perlu disemangati. Kalo gk semangat dari kemaren2 juga semua itu gkn mut kerjain. Cukup untuk hari ini aja anda bikin saya gk semangat tingkat dewa. Cukup untuk hari ini saja anda bikin saya kesal, dan tolong cukup untuk hari ini saja anda membuat saya meredam marah.

MAAF MUT
Perlu ya minta maaf? Bukankah anda bilang gak ada yang salah? #aaaaghhh....

terimakasih yang terhormat, bukunya sangat menyesakan :')

Rabu, 03 April 2013

Mungkin Karena Kita....

Mungkin karena kita masih tetap di sini, di balik selimut yang hangat serta bantal kepala yang empuk untuk ditiduri, kita masih pulas di sana, dalam buaian mimpi yang terus menjejali, juga kelelahan-kelelahan yang sering terjadi karena memang kita meng-alpa-i diri. Kita memang masih di sini, di tumpukan kemalasan sedang matahari sudah mulai terbit dari timur, sedang embun pagi mulai membasahi bumi yang dingin, di subuh yang semakin beku ini, kita telah lupa satu hal, bahwa ada kenikmatan lain yang telah kita lalaikan bersama. Ada kesyukuran yang terlambat untuk terucap, sedang pagi sudah mulai datang dan meninggalkan subuh, sedang langit sudah mulai terang menyinari.

Mungkin karena kita masih enggan untuk jujur pada diri, pada tiap keringat yang berpeluh dalam hari. Pada penggal-penggal hati yang semakin hari terus saja terkotori, pada tiap perkataan yang senantiasa tak lebih dari prasasti yang tak berarti. Kita memang telah sering membohongi diri, atau mungkin kita sendiri yang tak sadar telah membohongi diri ? kebohongan pada hati, bahwa sejatinya ia sedang goyah karena tak bisa memiliki fitrahnya, fitrahnya yang cenderung tenang ketika Allah di sana, fitrahnya yang selalu damai ketika cinta yang menyala itu hanya untuk Allah, fitrahnya yang bening, bahwa dekapan ukhuwah itu akan terasa ketika iman melekat kepadanya. Kita telah lupa dan membohongi diri sendiri, bahwa sebelum kita lahir di dunia ini, Allah telah mengambil janji dari diri kita agar tak sering mengingkari apa yang akan diperintahkan-Nya.

Mungkin karena kita masih sering malas untuk berbenah. Berbenah atas amalan-amalan kita yang sering bolong, berbenah atas niat-niat hari yang tak sebening pagi, berbenah untuk langkah-langkah kaki yang tak lagi lurus pada jalan yang abadi, berbenah untuk sujud penghambaan yang semakin hari semakin terasa hambar di hati, berbenah untuk istiqamah yang masih jauh dari dalam diri, berbenah untuk sebuah tadhiyah (pengorbanan) yang masih payah bersama jalan ini, berbenah untuk setiap waktu kita yang habis dengan perkara dunia yang sempit lagi tak punya arti. Kita memang sering malas untuk berubah, namun terlalu rajin untuk mengejar bahagia di dunia, sedang akhirat adalah negeri abadi yang bisa jadi indah atau buruk bagi diri.Mungkin karena kita masih sering memiliki banyak alasan. Alasan untuk melambatkan waktu shalat kita, alasan untuk tak lagi menyempurnakan yang wajib dengan rawatib kita, alasan untuk tak lagi berlama-lama dzikir bersama Allah setelah lelah dalam hari, alasan untuk tak punya waktu di pagi hari, sedang Dhuha sudah mulai mengintip-i bumi, alasan untuk tiap kemalasan kita di malam hari, alasan untuk tak lagi segera melakukan kebaikan-kebaikan bagi orang lain, kita punya banyak sekali alasan untuk membenar-i, padahal sejatinya ia hanyalah cara agar kita punya jawaban yang pasti pada setan yang menjejali, bahwa paling tidak, ia telah mampu menyesati.

Kita memang terlalu banyak beralasan, hingga tak lagi punya jawaban untuk tiap masalah yang menimpa diri. Kalau sudah begini, apakah kita akan berani menentang Allah jika DIA-pun PUNYA ALASAN yang pasti untuk menghukumi kita ? sedang bagi DIA, diri ini hanyalah kecil tak berarti.Mungkin karena kita masih tetap di sini, pada titik awal yang selalu stagnan untuk sebuah PERUBAHAN AKHIRAT, pada kata ENGGAN yang selalu mengajari diri agar menghentikan langkah yang benar-benar menguati, pada rasa MALAS yang lebih sering datang menghampiri, apalagi ketika suara-suara pengingat dari Allah mulai tiba dan kita dengari, juga pada BANYAKNYA ALASAN yang kita cipta sendiri.

Semuanya.. adalah sedikit dari banyak cara untuk mampu menohok diri kita. Bahwa “Mungkin KARENA kita memang telah pergi meninggalkan kampung akhirat.. kita telah lupa padanya, dan bersorak-sorak menikmati dunia yang semakin sempit dan menyesakkan.. ““Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyr : 19)

Tak terbaca ! GELAP !

Hitam ini memang hitam, pekat malah-gak bisa lihat lagi deh saking gelapnya. Berurusan dengan orang lebih tua dari kita, menemukan banyak hal baru, menyelami ilmu2 yang jarang ditemukan, meneliti hal-hal yang dijadikan sepele. Hari ini luar biasa teman, bertemu orang2 hebat. Yupz, aku bilang hebat karena aku belum bisa mengerjakan apa yang mereka kerjakan. Hari ini mut ke lt.3 CCA, bertemu para animator. Disana memang mayoritas laki2, whuaaaaaa ane jadi objek buliying donk. Haha, nyantei aja si noting special. :P

bahasan awal memang gelap?
kok bisa? yaa, berawal dari awan pagi ini yg sedikit terlihat gelap sedikit sepi meskipun rame, sedikit  berbeda meskipun selalu aneh. Mendengar berita 14 orang kawan udah seminar proposal adalah hal yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Seneng mereka udah bisa melewati fase itu (haaaah lebuy), sedih ngelihat kerjaan ini belum beres and gk bisa fokus sama proposal. Tapi anehnya, aku masih tetap santai... Oh  Allah,  terimakasih sudah memberikan rasa tenang luarbiasa inii.....

bersambunng
batrenya mau abis, akunya mau pulang hehe...

Selasa, 26 Maret 2013

peElpe server not found

Asyiiik nulis lagi ni, sangat lama sekali tak berkunjung ke blog dan menulis apapun yg pengen ditulis. Kawand sudah 37 hari saya menginjakan kaki di sini, di tempat plp (pelatihan lapangan propesi) yg sesuatu sekali bagiku (kamana atuh sahrini). Ditemani kawandku yg super duper kaya permen dan pembimbingku yg manis asem asin kaya nano-nano (semoga orang'a kagak baca ini blog). Yaah begitulah plp ku, berkumpul dengan orang2 yang ruarbiasa sebenarnya, cuman entah kenapa berat nyebutin kata luarbiasa itu hahaha..

Kenapa harus saya bilang ruarbiasa?
karena semua perjuangan itu dibangun dengan waktu yg tidak sedikit, ikhtiar yang pastinya tidak asal-asalan dan tentunya kocek yang turun dari hati orang2 yang mau berbagi dan berkontribusi utk pendidikan, utk SDM yang lebih baik. Padahal dibeberapa kota pelatihan animasi itu bisa berjuta2, lha ini FREE bapak ibu GRATIZ om tante dan sodara-sodara sekaliaaaan. (teriak dari puncak jaya wijaya :P). Sejatinya belajar memang kita lakukan dari buayan ibu sampe liang lahat, kita musti mati2an tuch mencari ilmu. Oleh karena itu budaya berbagi ilmu untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun memang tidak boleh dipandang pake kacamata hitam (nah lo). Yoaaa, maksutnya, kita melihat orang yg berbagi ilmu itu tidak sebelah mata, tapi seharusnya kita harus bangga, mengapresiasi dan mendukung orang yang secara sukarela berbagi wawasannya.

Jadi inget firman Allah tentang orang yg berbagi, yg intinya jangan itungan, klo itungan maka Allah akan memberi rizqi kpd Mu dengan itungan juga. Tentunya siapa yg banyak memberi ia akan banyak menerima pula, dan ingatlah bahwa rizqi itu tidak selalu uang. Bisa berupa kesehatan, umur panjang, bahagia lahir batin, keluarga yg sholeh-sholehah, istri atau suami yang sholeh. Banyak bukan...??

Oia, sebenernya ada sesuatu yg mengganjal yg melatar belakangi tulisan ini dimuat. Apa coba?
Hmmm, disana ane merasa kaum minoritas. Bukan masalah perempuannya yg sedikit, tapi karena akhwat, ya ya karena akhwat (yo know laa) cuman ane doank. Masya Allah.... -___-"
sebenarnya itu sih biasa, ngga luar biasa. Toh mut juga sebenarnya biasa bergaul sama temen2 yang gokil gila, yang edan2. Halaaaah #apasih

Permasalahannya sederhana, 2 bln aq disana aku merasa jauh sama Allah. (sedih kan?) Iya soalnya aq ngerasa disana tuh fokus banget sama dunia, lirik kanan orang lagi pesbukan, lirik kiri orang yg lagi buat animasi pake blender, lihat ke depan ada papan, hehe maksudnya orang yg sibuk dengan kerjaannya, entah itu main game, ngedesain, nonton de el el daaah pokoknya. lihat kebelakang juga gk jauh beda. Disana aku tak pernah mencium wanginya akhirat kawan, terkadang sedih hati melihat semua itu. Ingin sekali mengingatkan, tapi rasanya so tau, so alim, so - sis so sin  so baso (lhaahaaa, jd makanan bgni...)

Pernah terbesit dalam pikiran, ingiiin banget ngadain pengajian (whualaaa...) tapi pastinya itu cuman khayalan, tp aslinya sungguh khayalan yg indah jika melihat mereka adalah orang yg pandai animasinya dan tinggi pemahaman agamanya, dibarengi suka mengaji. Subhanalloh walhamdulillah bangeeeet daah...

Miris sebenarnya melihat beberapa orang dengan santainya meninggalkan sholat tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun. Hmm kasian banget juga sih sama pemimpin and gegeduk disana yg tak pernah mengingatkan anak buahnya utk beribadah. Semoga saja kita semua tidak saling menjatuhkan di akhirat kelak (aamiin)

-sekian, kapan2 aq sambung lg yuaaa-

Sabtu, 16 Februari 2013

Sebuah Doa Untuk Catatan di lauh Mahfuzh


Bismillah,
Atas inspirasi dan ijin dari Allah, aku mampu menulisnya...

Apakah kamu pernah merasakan sesuatu yang indah?
bukan, bukan dipandang mata..
atau merdu terdengar telinga..
tapi sesuatu rasa yg tiba2 Allah titipkan di dalam hati
tidak terdefinisikan
pasti kau tau apakah itu
bolehkah aku berpesan untuk hatimu kawand...

ingatlah,
setiap hati dalam diri adalah raja, karena hati mampu mengendalikan setiap akal manusia.
Namun berbeda dengan akal, ia tidak mampu mengendalikan hati manusia. Hati adalah hidayah Allah yang melebihi hidayah-hidayah lainnya. Maka jelas sudah, jika kau memiliki perasaan terhadap makhluk Allah maka hal itu nyatanya tak bisa kau lukiskan dengan sempurna. Karena sering kali tak logis, tak masuk akal dan tanpa kau mengerti. Allah maha bijaksana menitipkan dan melukiskan semua perasaan indah itu. Subhanallah...

Tapi kawand sekali lagi ingatlah,
Sebuah rasa yang Allah titipkan itu bukan berarti dengan murahnya engkau umbar. Engkau obral karena lantaran suka, karena anggapan lumrah dan fitrah manusia. Bukan, bukan seperti itu menurutku, tolonglah mari kita renungkan bersama dengan hati ikhlas dengan cahaya kebenaran.

Bagiku menyayangi seseorang bukan pada haknya adalah ujian keimanan. Karena tak sedikit yang tergelincir karenanya, mengagung-agungkan rasa yang semu, atau bahkan mengatasnamakan karena Allah. Mengapa aku katakan semu? karena bisa jadi ia terbingkai atas bisik nafsu, terlihat indah padahal mudharat. Terasa bahagia padahal dosa dan tidak disadari terus mengalir menjadi bendungan maksiat. (naudzubillah) Menyayangi makhluk Allah yg belum halal utuk disayangi bagiku adalah penderitaan, karena pikiran dan hati dibuat berzinah. Sedih, karena terbukti belum mampu menjaga pandangan dari anak panah syetan.

terus, kita gk boleh gitu punya perasaan yang indah itu?
Tentu saja boleh, asalkan mampu membingkainya dengan cahaya. Tidak diobral, justru dengan perasaan itulah seharusnya menjadi jalan kita mendekat kepada sang pemilik keindahan. Solusi kongkritnya adalah dengan menguasai hati.

Dengan menguasai hati maka kita menjadi manusia yang berakal, tetapi jika kita menguasai akal maka kita adalah manusia yang tidak berhati.

Berhati hatilah dengan hati....


lalu mengapa,
harus menuai padi sebelum musim panen?
berbuka sebelum magrib?
bukankah semua itu ada waktunya...

Untukmu yang dulu pernah Allah pertemukan di alam ruh,
Allah telah memilihkan mu saat empat bulan usia kandungan mama.
Sejak saat itu namamu sudah Allah tulis di lauhul mahfudz
meski kini aku tak tau...

pintaku, bersabarlah dengan takdirNya
kelak kita akan dipertemukan di waktu yang tepat
tidak cepat, tidak pula lambat...
Allah maha tau yang terbaik untuk hambanya.

maka untuk detik waktu ini
tidak usah engkau risau...
cukup dengan menjaga diri dan hati
mendekat padaNya dan memperbaiki diri

jadikanlah aku orang pertama dan terkhir untuk kau sayang setelah ibu.
semoga Allah menjagamu dengan penjagaanNya...

Sebuah catatan kehidupan.
Ditulis dengan bait2 doa, bukan kegalauan atau ratapan tak bermakna.
Ditulis dengan hati lapang dan tidak sedang 'Falling in Love',
cukup, semua rasa itu hanya untuk seseorang yg telah Allah gariskan saja....

Jumat, 04 Januari 2013

Gemiliang itu ada


By: Gama Fatul

Setiap Manusia ingin bahagia
Dalam menjalani segala
Liku hidup yang selalu meraja
Hanyalah, hanya fatamorgana

Kadang manusia ingin bahagia
Tanpa disertai usaha
Seakan semua tiada nyata
Bagai mimpi-mimpi hampa

Reff:
Bergegas kau raih gemilang cahayamu
Dalam melangkah dalam semangat jiwamu
Walau rintangan selalu saja menghadang
Percaya gemilang itu ada

Bridge:
Kau tertatih ‘tuk gapai bahagia
Tapi percayalah kau ‘kan meraihnya
Kau terjatuh dan kaupun terluka
Tapi percayalah gemilang itu ada