Kamis, 04 April 2013

cukup, bukunya menyesakan BUNG!

Tak ada yang salah memang, tapi rasanyanya ingin menumpahkan semua kesalahan padanya. Seperti langit sore ini yang menangis, melihat aku kesal meredam marah. Masalahnya ini sangat-sangat telat, buku itu datang tepat 2 minggu sebelum semua plp ini berakhir. Gimana gak kesel coba, selama ini mut ngerjain itu kurikulum berdasarkan acuan yang diturunkan dari tujuan. Dan tiba2 harus berubah 180 derajat, acuannya di ganti pake kurikulum kerja nasional tentang animasi. Ini sama aja revisi kurikulum dari awal, (pengen nangis -_- ). Lebih nyebelinnya kenapa orang korelis di dunia ini suka keras kepala, begitu mudahnya menyuruh, begitu enaknya mengganti segala sesuatu.

CUKUP!
Mut pasti bakalan nerima itu buku dengan senang hati, kalo waktunya gak mepet kaya gini. Ini sama aja nyuruh mut begadang, ini sama artinya menyuruh mut tinggal lebih lama disana (damn). Masih ada laporan plp hey, masih ada proposal skripsi bung, masih ada agenda open house tk om, masih banyak pekerjaan saya selain kurikulum kang. Haruskah itu buku datengnya saat ini?

KAMU BISA !
Hey, gampang banget bilang kaya gitu. Mut emang bisa, ini bukan rapuh. Ini bukan mengeluh, ini bukan ungkapan ketidak sanggupan. INI HANYA UNGKAPAN KEKESALAN ! jujur mut kecewa berat !

SEMANGAT MUT !
Hmm, mut gak perlu disemangati. Kalo gk semangat dari kemaren2 juga semua itu gkn mut kerjain. Cukup untuk hari ini aja anda bikin saya gk semangat tingkat dewa. Cukup untuk hari ini saja anda bikin saya kesal, dan tolong cukup untuk hari ini saja anda membuat saya meredam marah.

MAAF MUT
Perlu ya minta maaf? Bukankah anda bilang gak ada yang salah? #aaaaghhh....

terimakasih yang terhormat, bukunya sangat menyesakan :')

Rabu, 03 April 2013

Mungkin Karena Kita....

Mungkin karena kita masih tetap di sini, di balik selimut yang hangat serta bantal kepala yang empuk untuk ditiduri, kita masih pulas di sana, dalam buaian mimpi yang terus menjejali, juga kelelahan-kelelahan yang sering terjadi karena memang kita meng-alpa-i diri. Kita memang masih di sini, di tumpukan kemalasan sedang matahari sudah mulai terbit dari timur, sedang embun pagi mulai membasahi bumi yang dingin, di subuh yang semakin beku ini, kita telah lupa satu hal, bahwa ada kenikmatan lain yang telah kita lalaikan bersama. Ada kesyukuran yang terlambat untuk terucap, sedang pagi sudah mulai datang dan meninggalkan subuh, sedang langit sudah mulai terang menyinari.

Mungkin karena kita masih enggan untuk jujur pada diri, pada tiap keringat yang berpeluh dalam hari. Pada penggal-penggal hati yang semakin hari terus saja terkotori, pada tiap perkataan yang senantiasa tak lebih dari prasasti yang tak berarti. Kita memang telah sering membohongi diri, atau mungkin kita sendiri yang tak sadar telah membohongi diri ? kebohongan pada hati, bahwa sejatinya ia sedang goyah karena tak bisa memiliki fitrahnya, fitrahnya yang cenderung tenang ketika Allah di sana, fitrahnya yang selalu damai ketika cinta yang menyala itu hanya untuk Allah, fitrahnya yang bening, bahwa dekapan ukhuwah itu akan terasa ketika iman melekat kepadanya. Kita telah lupa dan membohongi diri sendiri, bahwa sebelum kita lahir di dunia ini, Allah telah mengambil janji dari diri kita agar tak sering mengingkari apa yang akan diperintahkan-Nya.

Mungkin karena kita masih sering malas untuk berbenah. Berbenah atas amalan-amalan kita yang sering bolong, berbenah atas niat-niat hari yang tak sebening pagi, berbenah untuk langkah-langkah kaki yang tak lagi lurus pada jalan yang abadi, berbenah untuk sujud penghambaan yang semakin hari semakin terasa hambar di hati, berbenah untuk istiqamah yang masih jauh dari dalam diri, berbenah untuk sebuah tadhiyah (pengorbanan) yang masih payah bersama jalan ini, berbenah untuk setiap waktu kita yang habis dengan perkara dunia yang sempit lagi tak punya arti. Kita memang sering malas untuk berubah, namun terlalu rajin untuk mengejar bahagia di dunia, sedang akhirat adalah negeri abadi yang bisa jadi indah atau buruk bagi diri.Mungkin karena kita masih sering memiliki banyak alasan. Alasan untuk melambatkan waktu shalat kita, alasan untuk tak lagi menyempurnakan yang wajib dengan rawatib kita, alasan untuk tak lagi berlama-lama dzikir bersama Allah setelah lelah dalam hari, alasan untuk tak punya waktu di pagi hari, sedang Dhuha sudah mulai mengintip-i bumi, alasan untuk tiap kemalasan kita di malam hari, alasan untuk tak lagi segera melakukan kebaikan-kebaikan bagi orang lain, kita punya banyak sekali alasan untuk membenar-i, padahal sejatinya ia hanyalah cara agar kita punya jawaban yang pasti pada setan yang menjejali, bahwa paling tidak, ia telah mampu menyesati.

Kita memang terlalu banyak beralasan, hingga tak lagi punya jawaban untuk tiap masalah yang menimpa diri. Kalau sudah begini, apakah kita akan berani menentang Allah jika DIA-pun PUNYA ALASAN yang pasti untuk menghukumi kita ? sedang bagi DIA, diri ini hanyalah kecil tak berarti.Mungkin karena kita masih tetap di sini, pada titik awal yang selalu stagnan untuk sebuah PERUBAHAN AKHIRAT, pada kata ENGGAN yang selalu mengajari diri agar menghentikan langkah yang benar-benar menguati, pada rasa MALAS yang lebih sering datang menghampiri, apalagi ketika suara-suara pengingat dari Allah mulai tiba dan kita dengari, juga pada BANYAKNYA ALASAN yang kita cipta sendiri.

Semuanya.. adalah sedikit dari banyak cara untuk mampu menohok diri kita. Bahwa “Mungkin KARENA kita memang telah pergi meninggalkan kampung akhirat.. kita telah lupa padanya, dan bersorak-sorak menikmati dunia yang semakin sempit dan menyesakkan.. ““Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyr : 19)

Tak terbaca ! GELAP !

Hitam ini memang hitam, pekat malah-gak bisa lihat lagi deh saking gelapnya. Berurusan dengan orang lebih tua dari kita, menemukan banyak hal baru, menyelami ilmu2 yang jarang ditemukan, meneliti hal-hal yang dijadikan sepele. Hari ini luar biasa teman, bertemu orang2 hebat. Yupz, aku bilang hebat karena aku belum bisa mengerjakan apa yang mereka kerjakan. Hari ini mut ke lt.3 CCA, bertemu para animator. Disana memang mayoritas laki2, whuaaaaaa ane jadi objek buliying donk. Haha, nyantei aja si noting special. :P

bahasan awal memang gelap?
kok bisa? yaa, berawal dari awan pagi ini yg sedikit terlihat gelap sedikit sepi meskipun rame, sedikit  berbeda meskipun selalu aneh. Mendengar berita 14 orang kawan udah seminar proposal adalah hal yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Seneng mereka udah bisa melewati fase itu (haaaah lebuy), sedih ngelihat kerjaan ini belum beres and gk bisa fokus sama proposal. Tapi anehnya, aku masih tetap santai... Oh  Allah,  terimakasih sudah memberikan rasa tenang luarbiasa inii.....

bersambunng
batrenya mau abis, akunya mau pulang hehe...