Bismillah, ini adalah catatan akhir tahun.
Catatan lepasku dipenghujung masehi 2013
Kawan,
kau tak pernah tau akan terlahir kedunia menjadi wanita bukan?.
Begitupun sama dengan pria, mereka tidak pernah meminta sebelumnya
untuk di jadikan laki-laki. Allah sebaik-baik pencipta dan hakim yang
bijaksana. Perjalanan ikhtiar menuju lulus ini ternyata menjadikan saya
belajar meneliti dan memaknai hidup untuk lebih bijaksana. Karena
selama perjalanan, ternyata saya justru banyak bergaul dengan banyak
ibu-ibu. Bertukar pikiran dan belajar dari kisah hidup mereka.
Akhir-akhir ini saya menyadari sesuatu, wanita hebat bukan dari karier mereka yang selangit. Justru dari kegigihan mereka mendidik anak-anaknya menjadi luar biasa.
Saya jadi paham mengapa beberapa teman sebaya saya bercita-cita hanya
menjadi ibu rumah tangga. Terdengar seperti klise atau lelucon, tapi
disana terdapat niatan tulus yang mungkin baru saya temukan akhir-akhir
ini.
Sebagai orang yang bergerak dalam pendidikan, saya
menjadi sedikit melek terhadap peran ibu dan perkembangan anak. Hihi
terdengar aneh tapi ternyata itulah yang musti saya hadapi akhir-akhir
ini. Bergaul dengan ibu yang memiliki anak pendiem, pemalu, sampe
dengan anak yang kagak bisa diem kaki-tangan dan mulutnya adalah
tantangan yang luar biasa. Latar belakang anak yang berbeda-beda menjadi
pelangi dikelas kehidupan saya, dari mulai anak yang ortunya super
sibuk, broken home, sampe dengan seorang anak yang mengaku orang tuanya adalah preman.
Hal ini membuat saya paham, bahwa jadi ibu itu HARUS HEBAT.
Gak bisa asal mendidik, ga boleh asal suruh atau marah. Ingatlah bahwa
ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Klo seorang ibu tidak
siap, ia akan terjebak dengan pola asuh orang tuanya zaman dulu
(mengasuh dengan pola turun temurun). Padahal tidak semua anak bisa
diperlakukan dengan pola asuh yang sama. Intinya - seorang ibu memang kudu cerdas kawan ! Hasil dari sebuah penelitian menyebutkan,
masa kanak-kanak merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yg berkelainan pada masa dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak.
Coba
kita renungkan, akhir zaman ini banyak sekali orang dewasa yang 'luar
biasa'. Akhlaknya amburadul, imannya wallohu'alam, agamanya tanda
tanya, sifat dan karakternya innalillahi. Perampokan, penculikan,
pemerkosaan, pembunuhan, tawuran, korupsi, dan segala bentuk kejahatan
lainnya tentu dilatar belakangi oleh faktor x. Salah satu faktor x itu
adalah keluarga, why? karena kelakuan anak yang menyimpang seharusnya
bisa di atasi sejak dini oleh keluarga. Itulah mengapa anak perlu
pondasi agama & akhlak yang kuat sejak dini. Agar sifat dan
karakter nya mengakar tidak terbawa arus zaman. Disini peran orang tua
sangat berpengaruh, anak di usia dini masih harus di ingatkan tentang
sebab-akibat, benar-salah. Rata-rata di usia dini, anak senang dengan
barang yang bukan miliknya, berbohong karena takut dimarahi, dan
berkelakuan semaunya karena rasa ingin tahunya yang tinggi. Bila sejak
dini dibiarkan ? apa jadinya bangsa ini?
Oleh karena itu
pernikahan bukanlah soal yang bisa kita anggap sederhana, karena dibalik
semua itu ada sebuah tanggung jawab yang tidak bisa di kesampingkan.
Masalahnya untuk menjadi orang tua yang hebat tidak ada sekolahnya,
sehingga banyak orangtua yang mendidik hanya berdasarkan pengalaman
hidupnya. Di lingkungan keluarga, interaksi pendidikan dapat
terjadi setiap saat tanpa kita sadari. Saat orang tua bertemu,
berdialog, bergaul, dan bekerjasama dengan anak-anaknya. Saat seperti
itu banyak perilaku dan perlakuan spontan yang diberikan kepada anak,
sehingga besar sekali kemungkinan terjadi kesalahan-kesalah mendidik.
Wah,
banyak sekali sebenarnya yang ingin saya bahas disini. Sebagai
oleh-oleh akhir tahun, saya berikan info penting untuk teman2, kaka,
bibi, tante, calon ibu, atau ibu2 muda. Boleh di catat, disebarkan dan
tentunya diamalkan. Berikut ini adalah catatan seorang psikolog anak, laksmi adhiyani setiawan s.psi, saya dapat ini dari teman.
Ada 13 permintaan anak, yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan :
- Cintailah aku sepenuh hatimu
- Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku
- Cobalah mengerti aku dan cara belajarku
- Jangan marahi aku didepan orang banyak
- Jangan bandingkan aku dengan kakak atau adik ku
- Bapak ibu jangan lupa aku adalah photocopy mu
- Kian hari umur ku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku anak kecil
- Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku
- Jangan ungkit – ungkit kesalahan ku
- Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku bila salah
- Aku adalah ladang pahala bagimu
- Jangan memarahi aku dengan perkataan – perkataan yang buruk, bukanlah apa yang keluar dari mulut mu adalah do’a bagiku?
- Jangan melaranngku hanya dengan kata “jangan” tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan hal tersebut
Ups, tanpa sadar ternyata note ini cukup panjang.
Terimakasih telah meluangkan waktunya untuk membaca, semoga bermanfaat.
Bukan menggurui, mari kita sama-sama belajar.
LET's BECOME a GREAT MOTHER !