Selasa, 21 Mei 2013

Barangkali aku sedang menunggu taqdirNya

Ada seperti gundah menelusup masuk ke dalam aliran darahku, alirannya berbeda tipis dengan darah di pipa ketenangan. Pada labirin estafet pekejaan yang mengalir deras, menuntut untuk bergerak tanpa membiarkan sang mpunya bermain-main dengan dunianya. 

Gundah itu membuat aliran darah sedikit beriak, letusan-letusan kecil yang terjadi sebenarnya dapat terlihat meski begitu sering di sembunyikan. Ada semburat kesedihan dan kehkawatiran, atas scedule dan taget-target yang telah dibuat se idealis mungkin. Padahal aku tidak muluk, hanya ingin bertoga di akhir tahun ini. Salahkah?

Kali ini alam belum mendukung, Apa karena sebuah celotehan di awal kuliah yang aku utarakan pada sang ayah? Membuat aku bertanya-tanya, banyak berpikir dan beintrosfeksi. Padahal ini bukan hal yang jelek, dan aku pikir ini hanya celotehan polos tanpa niatan yang jelas. Bisa jadi ini salah satu faktor yang membuat jalan ceritanya sedikit berbeda. Tentunya jika pada saat itu celotehanku di dengar oleh Allah, dan di amini oleh malaikat. 

Namun melihat kenyataan, tampak seperti akan jauh dari harapan. Argumen polos bahwa aku memiliki someone in my live sebelum wisuda adalah scenario yang belum di acc Allah. Atau justru karena belum, lantas Sang Sutradara menangguhkan kelulusanku. ?! Yang aku inginkan semua mengalir, tanpa pompa jantung yang membuat darah kehidupan begitu kaget. Meski tidak bejalan beriringan, aku berharap semua tuntas di tahun ini.

lagi-lagi aku tak bisa membohongi diri, ketenangan ini dengan perlahan mematikan syaraf2 penulisan skripsi. Hingga beberapa bagian menjadi keram, tak di aliri darah motivasi untuk penelitian. Aku terlalu lama menunggu kuota, tolonglah jangan buat aku sesak tak mampu bernafas karena menunggu.

Tidak ada komentar: