untukmu yang entah siapa,
terimakasih telah menghormatiku untuk tidak menyukaiku
berlebihan
terimakasih untuk tetap anggun menjaga hati
terimakasih untuk tetap istikomah memperbaiki diri
terimakasih untuk hati yang Allah titipkan rindu
untukku
untukmu yang entah siapa,
yang Allah titipkan kasih sayang, walau pada kenyataannya tidak pernah
terungkapkan
terimakasih untuk peduli, meski aku terkadang tidak tau
dan bahkan tidak peduli
terimakasih telah menyayangiku dalam diam
dalam doa yang dengan ikhlas kau ucapkan
untukmu yang entah siapa,
esok, dengan ijin-Nya sebuah ikrar akan terucap
sebuah perjanjian berat seorang manusia akan terdengar
semoga berita ini mampu membuat penduduk langit dan bumi bahagia
hingga kami dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya
untuk mu yang entah siapa,
pintaku; doakan aku dan dia dalam kebaikan
pun semoga engkau mendapatkan kebaikan yang Allah janjikan
kini aku akhiri
walau ku tak pernah tau
kapan kau memulai untuk menyayangi
sungguh menyukai seseorang sebelum waktunya adalah keliru
namun menyimpannya dalam diam - untuk waktu yang tepat adalah
kebijaksanaan
untuk mu yang entah siapa,
yang menyimpan
baik perasaannya di dalam hati
terimakasih
meski
aku tak pernah mengetahuinya
--------------------------------------------------------------------------------
dari Tsalisa untuk Reihan (Rey)
Dalam Cerpen "Di Penghujung Senja" *tidak diterbitkan*