Selasa, 15 Juni 2010

Go to Lembang with PP09

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Hri ini tepat pukul 8.35 malam....
kurangkai kata untuk sepenggal kisah yang terjadi kemarin dan siang tadi. Aku begitu ingin cepat menulisnya, aku begitu ingin cepat membaca hasilnya.
"ya, inilah sebuah cerita,
cerita tentang liburan pertamaku dengan keluarga baruku" Prekayasa Pembelajaran angkatan 2009. Ada sebuah rasa senang yg tak dapat terlukiskan, ketika kami memang benar-benar jadi untuk liburan. Bagaimana tidak !! rencana kami untuk pergi sering kali gagal di tengah jalan. Dan kini aku senang acaranya terRealisasi walau terkesan terburu-buru dan tanpa persiapan...

Hari itu kami memang tengah sibuk UAS terakhir filsafat, di tambah laporan observasi evaluasi pembelajaran yg belum rampung dan harus cepat dikumpulkan. Namun apa daya, waktu begitu cepat berlalu tanpa kompromi. Hingga aku berada di antara dua kubu yg saling bersikukuh dengan kepentingan keduanya. Hemat cerita, kami mengalami masalah miss comunication. Namun Allhamdulillah suasana telah mencair ketika kami sampai di rumah yang akan kami huni. Semua itu tentu saja karena pikiran dan mata tertuju pada satu objek yg sama bernama "VILA".

Hmm, kami sampai disana sekitar pukul 5 sore. Semua kawandku terlihat bahagia, tak ada satupun terlihat dari mereka wajah sedih ataupun murung. Kamipun bergegas masuk ingin melihat keadaan didalamnya. Waw subhanallah sekaLi.... (Subhanallah 2x, Subhanallah 3x, Hehe..)

kini mataku tertuju pada keadaan sekelilingku yg berubah menjadi kerlipan lampu dimalam hari. Keceriaan hari itu membuat kami tak sadar bahwa malam kian larut. Kurang lebih sekitar pukul 10 malam, kami berkumpul di ruang tengah untuk sharing kelas, hari itu kondisiku yg agak lelah di tambah selesai makan ayam bakar. Membuat ku ingin cepat memejamkan mata rasanya. Walau begitu tak mungkin ku lewatkan acara penting ini.


Malam itu semua anak telah berkumpul, mata kami tertuju pada satu kotak berwarna hitam, tampak didalamnya ada sesuatu yg membuat kami enggan untuk beralih pandangan, seolah kami tersihir oleh apa yg kami lihat. Ada sebuah tulisan tepat dibawah kotak hitam itu, bacaannya singkat padat dan jelas "samsung". Ya, itulah sebuah tv. Semua mata tertuju melihat pertandingan piala dunia (jepang VS kamerun) malam itu.

Kami harus segera mematikannya, sebelum hari benar2 larut dan mata benar2 terlelap. Malam itu tampak wajah semua anak serius, entah apa yg akan mereka bicarakan, tapi tiba2 saja kita membahas mengenai Drama yg di laksanakan beberapa minggu kebelakang. Ei sebagai sutradara meluapkan rasa terimakasih dan juga kesalnya, malam itu ia berbicara mengenai kekesalanya terhadap tim artistik terutama Ginanjar (GJ). Disambung dengan Alhaviz yg berkata tentang tidak enaknya ia menjadi anak buah yang selalu disuruh-suruh oleh GJ. Malam itu GJ tersudutkan, dia benar-benar berada dlm posisi yang tak enak.

Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam seolah tak ingin ikutan. Dipinggirku ola, upi dan nurul memberi isyarat. Aku memang sudah mengerti apa yang terjadi, mereka memintaku untuk melakukan sesuatu. Dengan suara pelan akupun mulai berkata,

"Sebelumnya, saya memohon maaf karena tidak bisa berkontribusi dengan baik saat bekerja sebagai tim artistik.

*aku menghela nafas.

Tapi kalo kalian pengen tau, kenapa mut jarang hadir dan jarang membantu, itu karena mut pernah sakit hati sama kata-kata GJ
".

Sungguh tak kuasa aku mengatakannya, mengatakan sebuah kata2 yang tak seharusnya. Pikirku benar2 melayang sesaat setelah mengatakannya, hatiku bergumam "What are u say?? Really??". Dan entah mengapa saat itu, mataku berair, padahal aku benar2 tak mengundangnya bahkan ngSMS pun tak pernah. Namun tiba2 saja air mata itu menetes ketika mereka benar2 menyudutkan GJ. Tangan dan hatiku bergetar, suaraku mengeras dan aku menangis.

"Udah, hentikan !!. Kasian GJ dari tadi di pojokin terus, ini kan masalah aku ama dia. Kenapa kalian harus ikut-ikutan segala ?? Kita bisa menyelesaikan masalah ini berdua. Kenapa harus di perpanjang !!"

Sontak temen2 yang melihatku menangis, merasa terkejut. Pasalnya aku jarang terlihat menangis apalagi berkata seperti itu dihadapan banyak orang. Raut wajah mereka seolah bertanya-tanya. Melihat aku menangis, temen2 malah semakin menyalahkan GJ, padahal waktu itu aku benar2 lelah & ingin istirahat. Akupun pergi ke kamar, bak seperti film2 sinetron yg kalo marah langsung pergi begitu aja. Dalam hati, 100% jujur aku ingin tertawa. aku tersenyum dan bingung dengan ulah sendiri.

Di kamar aq terdiam dan berfikir, mengapa aku harus menangis?
Walau sebenarnya aq tau alasannya. Walau nyatanya bukan karena hari ini. Tapi mengapa rasanya begitu sulit untuk menahan tangisan ini.

Selama di vila yang ku ingat bukan liburan.
Tapi wajah mama yg sedang kesakitan
Wajah beliau yg bertanya-tanya
mengapa anaknya belum juga pulang.

semua itu karena,
Mama bilang, aku 'centil' karena jarang pulang
Mama bilang, aku 'centil' karena aku sering pulang malam
Mama bilang, aku 'centil' karena aku susah makan & sibuk dengan kegiataan

Dan sewaktu pergi ke vila
aku pergi tanpa izin kepada mamaku.
karena aku benci, jika mama bilang; aku centil.

Dan kini, aku mulai faham & mengerti.
Mama bilang begitu karena, selama sakit ia ingin aku berada disampingnya.
Mama bilang begitu karena, jika aku susah makan, aku bisa sakit.
Mama bilang begitu karena, dirumah ia begitu kesepian tanpa anak perempuannya.

Lalu mengapa?
mengapa aku begitu bodoh,
karena baru saat ini aku menyadarinya ?!

Lalu mengapa?
mengapa aku baru mengerti
mengerti, ketika semua itu tak dapat ku lihat & kudengar lagi...



kata2 bijak:
kita akan tau, begitu berharganya seseorang. Tatkala orang tsbt tidak lg bersama kita.
catatan asli, tertulis tanggal : 15 Juni 2010

Tidak ada komentar: