Kamis, 24 Juni 2010

I'm Offline FB [Part I]

Assalamualaikum wr.wb.

Bismillah ^_^
Selasa 22 Juni 2010, Pukul 7 Petang
Sepulang Rapat UPTQ..


Ku terdiam di ramainya malam, lalu lalang mobil menemani diamku. Menunggu bis dibawah pohon rindang yg berpayung bintang. Sinar bulan seolah tersenyum, menerangiku dalam kalut yang kini berkecamuk. Hatiku tertegun tak berkata, pikiranku melayang tak ada hentinya mencari satu kata "Ya" atw "Ngga".

Ini benar2 mengusiku, entah mengapa semenjak kemarin ada yg aneh dalam diriku. Aku galau entah mengapa, namun faktor utama bukanlah masalah yang aku hadapi sekarang. Masalahnya terletak dalam diriku sendiri, aku benar2 "harus berubah !!" itulah kata2 yang ada dalam benaku.

Malam itu, bak di film sinetron, malaikat dan iblis seolah terasa sekali peperangannya. Bisikannya membuatku bingung untuk memilih. Bila hal ini dibiarkan terus menerus rasanya tak akan ada perubahan yang pasti dalam diriku. Belakangan ini "aku KECEWA kpd diriku sendiri", "Aku ingin MARAH", "aku KESAL".

Hal itu membuatku ingin offline selama-lamanya...

Akhirnya bis yg aku tunggu2pun datang, sepanjang perjalanan kulihat semua ciptaan Allah dari balik kaca. Begitu indah malam hari ini, namun pikiranku masih tetap sama. Kini bisikannya semakin terdengar jelas, andai saja seperti di senetron mungkin aku benar2 terbirit-birit ketakutan mendengar iblis dan malaikat disampingku yg waktu itu berperang argumen. Begini katanya :

Malaikat: "hapus saja akun fesbuknya, banyak sekali maksiat tanpa sadar yg ada di dlm fesbuk."

Iblis:"Jangan dong mut sayang klo dihapus, temen kamu udah banyak. Apalagi nanti punya adik baru angkatan 2010. Pasti temen kamu tambah banyak. Selain itu buat ajang silaturahmi juga khan?"

Malaikat :"Mut teman itu tidak perlu di cari di Dunia Maya. Kamu ini hidup di dunia nyata !! Ingat mut, semua amalan akan di hisab, terlalu banyak waktumu yg terbuang percuma. Coba apa yg akan engkau jawab ketika Allah menanyakan untuk apa umurmu digunakan??. Silaturahmi yg baik itu bertemu dengan orangnya langsung/saling berkunjung ke rumah. Karena dengan begitu akan bertambah erat persaudaraan, dengan cara seperti itu kamu bisa melihat langsung kondisinya, baik/ tidak, senang/sedih."

Iblis:"dari pada tidak silaturahmi sama sekali, meningan pake fesbuk lebih cepet dan ekonomis. Coba pikirkan bagaimana klo rumahnya jauh ?! Hmm.. untuk apa di hapus segala, selain sebagai alat komunikasi, juga sebagai sumber informasi."

Malaikat:"ayo mut teguhkan pendirianmu, kau terlalu sering meninggalkan Allah untuk fesbuk, kini berusahalah meninggalkan fesbuk untuk Allah. Hp masih bisa dijadikan alat komunikasi, banyak pula sumber informasi selain fesbuk. Ingat pula bahwa fesbuk adalah sumber penghasilan Yahudi untuk membantu zionis israel, melawan saudara se-Imanmu Palestina".

Aku tertegun tanpa suara, suara kondektur bis yg menagih tak kudengar kicauannya. Hingga akhirnya kondektur itupun menepuk pundakku. Aku keluar dari pikiranku sejenak. Galau yang kuarasakan tak bisa berhenti begitu saja, hingga tulisan ini dimuat aku masih tetap memikirkannya. Beberapa saat ku teringat sesuatu, ingat cerita t'rasi (guru makhraj dan tahsin) yg suka memotivasi dan kemudian teringat sms mang ucup (ketua UPTQ 2010) yg membuatku tersadar. Inilah smsnya :

Mang ucup
"mut udah hafal berapa juz?
sekarang masih suka halaqoh dimana?"


Ya Salam...
Ini pertanyaan susah amat mut jawab, lebih susah dari UN lebih sulit dari ujian SNMPTN (wHuaha lebay mode on) Lebih tepatnya bukan susah tp malu untuk menjawabnya. Akupun membalas sms beliau. kemudian beliaupun membalasnya.

Mang ucup
"Hmm... udh bagus, tinggal di tambah lagi hafalannya.
(hati mut bergumam, wHaduh jd kesindir nii..) Di tambah lagi y hafalanya, jd nanti klo di WISUDA udah hafal 30juz. SEMANGAT ia !!


Hal itu membuatku sedih, aku tak bisa membagi waktuku. Terlalu mudahnya untuk onnline membuatku lupa akan akhirat. Hatiku berteriak, ingin marah tapi pada siapa. Ingin menangispun tiada guna. Lubuk hatiku berbisik. "Aku kangen Allah"

"Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.” (‘Amir bin ‘Abdi Qais)"

Jika Amir bin 'Abdi Qais ' saja telah berkata seperti itu, mungkin aku akan berkata:
"Aku sedih tidak bisa membagi waktuku, aku terlalu sibuk dgn dunia dan tidak punya bekal untuk akhirat. Aku ingin menangis....
karena Allah semakin jauh dariku"('muti fauziah')


To Be Continue

Tidak ada komentar: